Selasa, 30 Desember 2014

Wisata Galunggung Tasikmalaya

Yang tersirat dalam benak orang dari luar Kota Tasikmalaya, ketika mendengar kata Tasik atau Tasikmalaya, yaitu Gunung Galunggung. Konon kabarnya Tasikmalaya memiliki sejarah yang sangat luar biasa. Kejadiannya sudah lama sekali, tepatnya tanggal 18 Oktober 1882 dan yang terakhir tanggal 5 April 1982, yakni meletusnya anak Gunung Galunggung yang sempat membuat negara tetangga terkena dampak dari letusan Gunung Galunggung, dengan abu vulkaniknya yang membuat langit menjadi gelap terutama di wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya.

Tragedi meletusnya Gunung Galunggung memberikan kenangan pahit yang dialami penduduk Tasikmalaya, terutama daerah yang sangat dekat sekali dengan Gunung Galunggung. Namun, semua itu sudah menjadi sebuah kenangan yang akan menjadi bahan pembicaraan mulut kemulut untuk generasi penerus Kota Tasikmalaya. Tidak hanya kenangan pahit yang dirasakan, akan tetapi ada hal positif yang menjadikan Kota Tasikmalaya terkenal dengan keindahan kawah Gunung Galunggung.

Keindahan kawah Gunung Galunggung menjadi daya tarik Wisata Tasikmalaya yang mempesona, dengan tidak mengesampingkan kenangan pahit beberapa waktu silam. Kawah yang dibentuk dari bekas letusan tersebut, kini menjadi tujuan objek wisata bagi para pecinta keindahan alam, sebagai Pesona Galunggung.
Objek Wisata Gunung Galunggung terdapat dua tempat favorit yang sering dikunjungi, yaitu Danau Kawah Gunung Galunggung dan tempat Pemandian Air Panas (Cipanas Galunggung). Dengan rute dari arah pintu masuk gapura, ke kiri untuk menuju puncak Kawah Gunung Galunggung dan ke kanan menuju area pemandian Cipanas Galunggung.


Ada yang kurang jika berkunjung ke Objek Wisata Gunung Galunggung kalau tidak menuju ke puncak Kawah Gunung Galunggung, yang hanya sekedar untuk menikmati pemandangan indah dan pesona Kawah Gunung Galunggung, serta berfoto ria disana. Untuk mencapai kawah Gunung Galunggung, pengunjung harus rela menaiki anak tangga yang jumlahnya kurang lebih 620 anak tangga. Sedangkan untuk mencapai ke Danau Kawah Gunung Galunggung, harus turun ke kedalaman sekitar 100 meter. Setelah mencapai ke dasar Kawah, pengunjung bisa menikmati pemandangan yang lebih mempesona lagi serta bisa merasakan dinginnya air danau kawah Gunung Galunggung. Berenang, memancing, berfoto, dan berbagai aktifitas lainnya yang dilakukan untuk sekedar menikmati indahnya pesona Danau Kawah Gunung Galunggung.


Tidak hanya Danau Kawah dan Pemandian Cipanas saja yang terdapat di Gunung Galunggung. Sebagai Wisata Tasikmalaya, Pesona Galunggung juga terdapat di Wisata Hutan. Dimana area perhutanan yang cukup luas ini, diberdayakan oleh Perhutani. Kawasan hutan Galunggung berhawa sejuk, udara yang segar dan suasana yang teduh, cocok sekali bagi pengunjung yang ingin menghabiskan waktunya bersama keluarga untuk sekedar bersantai menikmati keindahan hutan Galunggung, bisa dengan makan bersama (Botram), Ngaliwet dll. Tidak jarang pula ada yang hanya sekedar untuk berkemah dikawasan ini.

Untuk mengakses ke Objek Wisata Gunung Galunggung, bisa dengan menggunakan kendaraan pribadi, atau menggunakan fasilitas umum seperti Ojek Motor. Namun tidak sedikit ada juga yang menuju ke kawasan Gunung Galunggung dengan napak tilas, yakni berjalan kaki (termasuk saya pribadi). Ketika tiba di lokasi, pengunjung tidak perlu khawatir dengan area parkir serta sarana prasana di kawasan Galunggung. Di kawasan Objek Wisata Galunggung terdapat area parkir yang luas dan aman, kafe, warung, masjid, arena bermain anak, kolam renang, bak rendam air panas, arena pertunjukan, serta sentra oleh-oleh dan jajanan.


Wisata Tasikmalaya tidak hanya Pesona Galunggung saja, masih banyak Objek Wisata Tasikmalaya yang dapat dikunjungi untuk dinikmati suasana dan keindahannya, seperti; Situ Gede, Situ Sanghiyang, Kampung Naga, Pantai Cipatujah, Karang Tawulan, Pamayangsari, dan beberapa objek wisata lainnya.

Bermula dari sejarah yang tidak menyenangkan, namun membuat Tasikmalaya menjadi sebagai Mutiara Priangan Timur yang terpendam, dengan keindahan Pesona Galunggung dan pesona masing-masing Objek Wisata Tasikmalaya lainnya, yang patut untuk dikunjungi dan dinikmati pesona alamnya.

Cagar Alam Pangandaran



BELUM lengkap rasanya jika mengunjungi objek wisata Pantai Pangandaran bila tidak menginjakkan kaki di Taman Wisata Alam (TWA) Pangandaran. Objek wisata ini merupakan satu-satunya objek wisata hutan yang ada di Pangandaran, Kabupaten Ciamis. Keadaan topografi sebagian besar landai dan di beberapa tempat terdapat tonjolan bukit kapur yang terjal.

TWA Pangandaran memiliki kekayaan sumber daya hayati berupa flora dan fauna serta keindahan alam. Hutan sekunder yang berumur 50-60 tahun dengan jenis dominan antara lain laban, kisegel, merong , dan sebagainya. Juga terdapat beberapa jenis pohon peninggalan hutan primer seperti pohpohan kondang, dan benda . Hutan pantai hanya terdapat di bagian timur dan barat kawasan, ditumbuhi pohon formasi Barringtonia, seperti butun, ketapang.

Dengan berbagai ragam flora, kawasan TWA Pangandaran merupakan habitat yang cocok bagi kehidupan satwa-satwa liar, antara lain tando, monyet ekor panjang , lutung , kalong , banteng, rusa, dan landak. Sedangkan jenis burung antara lain burung cangehgar, tlungtumpuk, cipeuw , dan jogjog. Jenis reptilia adalah biawak , tokek, dan beberapa jenis ular, antara lain ular pucuk.

Banyaknya flora dan fauna yang berkembang biak di sana merupakan daya tarik tersendiri. Tidak heran jika TWA Pangadaran tidak pernah sepi dari kunjungan para wisatawan. Selain itu, TWA ini mempunyai berbagai daya tarik lainnya, seperti Batu Kalde, salah satu peninggalan sejarah zaman Hindu. Selain itu, banyak terdapat gua alam dan gua buatan seperti Gua Panggung, Gua Parat, Gua Lanang, Gua Sumur Mudal, dan gua-gua peninggalan Jepang.

Daya tarik lainnya yang berada di TWA, baik yang berada di kawasan cagar alam darat maupun cagar alam laut, adalah Batu Layar, Cirengganis, Pantai Pasirputih di kawasan cagar alam laut. Lalu, padang pengembalaan Cikamal, yang merupakan areal padang rumput dan semak seluas 20 ha sebagai habitat banteng dan rusa. Air terjun yang berada di kawasan cagar alam bagian selatan, dapat ditempuh dengan jalan kaki selama 2 jam melalui jalan setapak.

Sejarah kawasan

Pada tahun 1922, seorang Belanda bernama Eyken membeli tanah pertanian di pananjung Pangandaran, kemudian memindahkan penduduk yang tinggal di daerah yang sekarang menjadi taman wisata alam. Selanjutnya daerah tersebut dikelola sebagai daerah perburuan pada tahun 1931.

Pada tahun 1934, daerah tersebut diresmikan menjadi sebuah wildreservaat dengan keputusan Statblad 1934 nomor 663. Tetapi dengan ditemukannya jenis-jenis tumbuhan penting, termasuk Raflesia patma pada tahun 1961, membuat statusnya diubah menjadi cagar alam, dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.34KMP/tahun 1961. Akhirnya pada 1978, karena adanya potensi yang dapat mendukung pengembangan pariwisata alam, sebagian wilayah cagar alam yang berbatasan dengan areal permukiman statusnya diubah menjadi taman wisata alam.

Tahun 1990 dikukuhkan pula kawasan perairan di sekitar cagar alam laut (470 ha), sehingga luas kawasan perairan di sekitar Pangandaran seluruhnya menjadi 1.500 ha. Perkembangan selanjutnya berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.104/kpts-II/1993, pengusahaan TWA Pangandaran diserahkan kepada Perum Perhutani dan diserahkan fisik pengelolaannya pada 1 November 1999.

TWA Pangandaran mempunyai banyak legenda, seperti legenda Gua Parat. Gua ini dulu tempat bertapa dan bersemedi beberapa pangeran dari Mesir, yaitu Pangeran Kesepuluh (Syekh Ahmad), Pangeran Kanoman (Syekh Muhammad), Pangeran Maja Agung, dan Pangeran Raja Sumenda. Di dalam gua ini terdapat dua kuburan sebagai tanda bahwa di tempat inilah Syekh Ahmad dan Muhamad menghilang (tilem).

Gua Panggung

Menurut cerita, yang berdiam digua ini adalah Embah Jaga Lautan atau disebut pula Kiai Pancing Benar. Beliau merupakan anak angkat dari Dewi Loro Kidul dan ibunya menugaskan untuk menjaga lautan di daerah Jabar dan menjaga pantai Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, beliau disebut Embah Jaga Lautan.

Gua Lanang

Gua ini dulunya merupakan keraton pertama Kerajaan Galuh. Sedangkan keraton yang kedua terdapat di Karang Kamulyan Ciamis. Raja Galuh adalah laki-laki (lanang) yang sedang berkelana.

Batu Kalde atau Sapi Gumarang

Di tempat ini, menurut cerita, tinggal seorang sakti yang dapat menjelma menjadi seekor sapi yang gagah berani dan sakti. Sapi Gumarang adalah nakhoda kapal.

Cirengganis

Cerita ini berawal dari adanya sebuah pemandian berupa sungai kepunyaan seorang raja bernama Raja Mantri. Pada suatu hari, Raja Mantri pergi untuk melihat-lihat pemandiannya.

Kebetulan waktu itu Dewi Rangganis dan para inangnya sedang mandi. Karena terdorong oleh perasaan hatinya, Raja Mantri mengambil pakaian Dewi Rangganis. Karena kesal, Dewi Rangganis kemudian berkata, barang siapa menemukan bajunya, bila perempuan akan dijadikan saudara dan bila laki-laki akan dijadikan suami.

Kawasan Konservasi Sumber Daya Alam Pangandaran semula merupakan tempat perladangan penduduk. Tahun 1922, ketika Y. Eycken menjabat Residen Priangan, diusulkan menjadi Taman Buru. Pada waktu itu dilepaskan seekor Banteng, 3 ekor Sapi Betina dan beberapa ekor rusa. Karena memiliki keanekaragam satwa yang unik dan khas serta perlu dijaga habitat dan kelangsungan hidupnya maka pada tahun 1934, status kawasan tersebut diubah menjadi Suaka Margasatwa dengan luas 530 ha.

Tahun 1961, setelah ditemukan bunga Raflesia Fatma yang langka, statusnya diubah lagi menjadi Cagar Alam. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi, maka pada tahun 1978, sebagian kawasan tersebut (37,70 ha) dijadikan Taman Wisata. Pada tahun 1990 dikukuhkan kawasan perairan di sekitarnya sebagai Cagar Alam Laut (470 ha), sehingga luas seluruhnya menjadi 1.000 ha.

Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 104/Kpts-II/1993 pengusahaan wisata TWA Pangandaran diserahkan dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di kawasan konservasi Pangandaran dan sekitarnya adalah: lintas alam, bersepeda, berenang, bersampan, scuba diving, snorking dan melihat peninggalan sejarah.

Cagar alam seluar ± 530 hektar, yang diantaranya termasuk wisata seluas 37,70 hektar berada dalam pengelolaan SBKSDA Jawa Barat II. Memiliki berbagai flora dan fauna langka seperti Bunga Raflesia Padma, Banteng, Rusa dan berbagai jenis Kera. Selain itu, terdapat pula gua-gua alam dan gua buatan seperti: Gua Panggung, Gua Parat, Gua Sumur Mudal, Gua Lanang, gua Jepang serta sumber air Rengganis dan Pantai Pasir Putih dengan Taman Lautnya. Untuk Taman Wisata Alam (TWA) dikelola Perum Perhutani Ciamis.

Menyusuri Rest Area Urug Tasikmalaya


 Rest Area Urug Tasikmalaya berlokasi di Jalan Tasikmalaya – Karangnunggal sekitar 5 kilo meter dari pusat Kota Tasikmalaya, tepatnya di Kampung Urug, Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu dengan luas hutan 300 Ha, status milik Perhutani.
Menuju lokasi ini sangat mudah terutama jika menggunakan kendaraan pribadi. Dari Kota Tasikmalaya tinggal menuju ke arah selatan Tasikmalaya, dengan sendirinya lokasi Rest Area Urug akan terlewati. Sedangkan jika menggunakan kendaraan umum, dari Terminal Indihiang- Tasikmalaya satu kali naik bis atau elf jalur selatan Cipatujah, Karangununggal, Bantarkalong dan Pamijahan dengan ongkos kisaran Rp5000/orang.  Demikian juga pulang, bisa numpang kendaraan jurusan Tasikmalaya yang hampir setiap menit melintas di depan pintu gerbang Rest Area Urug.
Sejak 2010, Urug dibangun menjadi rest area. Beberapa sarana sudah tersedia antara lain jalan yang membelah hutan, jalur offroad serta area camping. Even nasional offroad setiap tahun digelar baik oleh offroader Tasikmalaya atau Priangan Timur bahkan nasional.
Kondisi udara Hutan Urug sangat sejuk. Pohon-pohon besar tinggi masih terawat sementara jalan raya di dibawahnya,  sebelah utara membentang. Beberapa selokan dialiri air jernih dari gunung Urug menujukkan alamnya masih terlindungi oleh tangan-tangan jahil. Hanya saja, dengan dibukanya jalur offroad, ada kekhwatiran kelestarian alam terganggu.
Beberapa sarana wisata yang tersedia berupa 5 saung penginapan, gazebo, rumah makan serta warung makanan ringan juga gapura.  Saat ini yang mengelola teknis wisata, masyarakat sekitar bekerjasa dengan pihak Perhutani dan Pemkot Tasikmalaya. Sharing PAD untuk pemkot 30% dan untuk pengelola 60%.
Selain fasilitas di atas, tersedia juga sarana outbond, arung jeram. Hanya saja sarana ini belum dibuka sehari-hari bagi semua pengunjung. Akan dioperasikan bila ada pesanan dari komunitas atau perusahaan.
Adminiatratur Perhutani Jejen mengatakan, masih banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan di lokasi Hutan Urug. Antara lain Goa Sarongge dengan koloni kelalawar didalamnya. Hingga kini Goa Sarongge masih jarang yang menjamah, padahal menghadirkan pemandangan yang cukup bagus.  Di Hutan Urug juga kini telah dibangun kebun buah, yang akan dijadikan wisata agro, kini masih dalam proses pananaman.
Untuk tenaga pengelola kata Jejen, jumlahnya masih minim. Karyawan status tetap hanya dirinya yang sekaligus merangkap administratur hutan, sementara 10 orang lainnya yang mengelola outbond, rafting dan arung jeram, merupakan tenaga outscorsing. “Untuk meningkatkan pelayanan, para pekerja itu sudah mengikuti pelatihan-pelatihan bekerja sama dengan dinas terkait,” kata dia belum lama ini.


Memasuki Rest Area Urug, setiap pengunjung harus bayar karcis Rp5000. Meski relative tidak mahal, namun kurang sebanding dengan ketersediaan sarana yang tersedia di di dalamnya. Apalagi kalau pengujung perorangan, rasanya tidak terlalu istimewa jika sekedar menysuri hutan atau nongkrong di gazebo. Namun bagi pengunjung kelompok, sangat cocok misalnya dalam meeting perusahaan, outbond serta aktifitas  hiburan massal lainnya.
Genjot Promosi
Prof. Kartawan, Rektor Universitas Siliwangi Tasikmalaya menyayangkan potensi Rest Area Urug yang sedemikian besar belum tertata dengan baik. Padahal katanya, Hutan Urug yang lokasinya di dekat kota tersebut, bisa dikatakan terbesar di Indonesia bahkan se-Asia Tenggara.
Katanya, perlu sinergi antara pelaku pariwisata dalam memajukan potensi  rest area. Misalnya, perushaan travel menjadikan Rest Area Urug sebagai paket perjalanan wisata Priangan Timur, di samping destinasi wisata lain. “Kedepan, perlu juga dibentuk brand, jika ke Tasikmalaya tidak afdol kalau tidak berkunjung ke Urug,” katanya.
Salah satu kendala memajukan kepariwisataan di Tasikmalaya katanya, seringkal dibenturkan dengan tradisi keagamaan. Beberapa pihak menganggap, kepariwisataan identik dengan kemaksiatan sehingga kota yang dijuluki Kota Santri ini tidak layak jika memajukan industri kepariwisataan. “Di sini tentu harus ada komunikasi, meyakinkan masyarakat bahwa pariwisata itu postif. Kalau perlu untuk mengurangi  ekses negatif, libatkan warga sekitar, jadikan rumah-rumah mereka sebagai home stay,” sarannya. (*)

Bumi Perkemahan Ranca Upas Ciwidey Bandung



Bumi Perkemahan Ranca Upas adalah tempat terakhir yang kami kunjungi selagi berada di daerah Ciwidey, Bandung Selatan. Sebenarnya kami sempat mampir sebentar ke Kampung Strawberry, masih di Ciwidey, setelah meninggalkan Bumi Perkemahan Ranca Upas , namun tidak sampai masuk ke dalamnya.
Kunjungan ke Bumi Perkemahan Ranca Upas ini agak terlalu singkat, sehingga tidak cukup untuk menggambarkan keadaan Bumi Perkemahan Ranca Upas yang sebenarnya. Stamina, kejelian dan tingkat “kelaparan” memotret memang cenderung menurun jika mengunjungi beberapa tempat sekaligus dalam sehari.
Apalagi jika lokasinya cukup menantang, menguras fisik dan mental. Adanya teman jalan yang saling menyemangati dan menguatkan bisa sangat membantu.

Tengara Bumi Perkemahan Ranca Upas dan Penangkaran Rusa yang dikelola oleh Perhutani. Rusa yang ditangkar di tempat ini adalah jenis Rusa Jawa yang telah langka dan dilindungi.
Sesaat kemudian kami melewati sebuah area Bumi Perkemahan Ranca Upas yang jaraknya 500 m dari tepi jalan utama di Ciwidey, dimana sekelompok ibu-ibu tengah menyelenggarakan sebuah acara bersama. Ada beberapa lokasi perkemahan di area Bumi Perkemahan Ranca Upas yang luasnya mencapai 215 ha ini. Salah satu tempat perkemahan itu berada di Leuweung Tengah, yang lokasinya berada di tengah hutan lindung.
Dari sebuah papan penunjuk saya tahu bahwa di Bumi Perkemahan Ranca Upas juga ada Tegal Kawani (outbound), pemancingan, resto dan ATV. Selanjutnya saya berjalan kaki masuk ke jalan setapak yang menuju ke Penangkaran Rusa Bumi Perkemahan Ranca Upas, dengan panggung pengamatan bagi para pengunjung yang dibuat memanjang.


Diantara koleksi Rusa Jawa Bumi Perkemahan Ranca Upas yang ditangkar di sini, dipancing mendekat dengan wortel. Penangkaran di Bumi Perkemahan Ranca Upas bisa menjadi harapan kelangsungan hidup bagi rusa-rusa Jawa ini. Mereka tampak masih agak takut-takut melihat orang asing, namun tidak juga lari menjauh.
Tampaknya cukup banyak pengunjung yang ingin melihat Penangkaran Rusa Ranca Upas ini, sehingga bangunan panggung pengamatan terlihat cukup panjang. Dari panggung pengamatan ini pengunjung juga bisa menikmati suasana sekitar dengan hijau biru pemandangan perbukitan di kejauhan.
Hanya rusa jantan yang bertanduk, dan tanduk pertama berbentuk lurus biasanya tumbuh pada usia 12-14 bulan. Tanduk akan lepas setelah 10 – 12 bulan kemudian, dan lalu tumbuh tanduk baru, atau ranggah, yang bercabang tiga.
Rusa Jawa (Cervus timorensis) yang ditangkar di Bumi Perkemahan Ranca Upas ini biasanya memiliki panjang tubuh 98 – 111 cm dan berat badan 45 – 50 kg. Rusa Jawa berbulu coklat kemerahan, dengan bagian leher, kaki bawah dan pantat biasanya berwama lebih terang. Telinganya menghadap ke depan, dan berekor pendek.
Saat itu Bumi Perkemahan Ranca Upas memelihara 11 ekor Rusa Jawa, 5 diantaranya betina. Beberapa bayi rusa telah berhasil dilahirkan di sini. Rusa Jawa lazimnya hidup berkelompok, dipimpin oleh rusa betina yang berumur paling tua. Sang pemimpin inilah akan memberi tahu kelompoknya jika bahaya datang.
Rusa Jawa bisa bertahan sampai usia 15 tahun. Masa kehamilan rusa betina adalah 6 bulan, dan sebagaimana kebanyakan hewan pelari, anaknya hanya satu. Salah satu karyawan yang khusus mengurus Rusa Jawa di Bumi Perkemahan Ranca Upas adalah Pak Aep. Ia sudah mengurus Rusa Jawa ini selama setahun terakhir.
Pertumbuhan penduduk yang luar biasa di Pulau Jawa memang banyak mendatangkan masalah bagi segala jenis hewan yang pernah hidup di pulau yang sangat subur ini. Sehingga tempat penangkaran semacam ini menjadi salah satu harapan agar hewan-hewan terhindar dari kepunahanan.


Area bernama Tegal Kawani yang merupakan area outbound di Bumi Perkemahan Ranca Upas, berada dalam satu deretan dengan tempat penangkaran rusa.
Akan sangat menyenangkan jika kapan-kapan bisa berkemah di Bumi Perkemahan Ranca Upas ini. Tenda telah tersedia, tinggal sewa saja, ada pula kamar mandi air panas dan air dingin.
Ada juga warung-warung yang menjual mie rebus, jagung rebus, gorengan, dan minuman hangat. Karena suhu bisa sangat dingin pada dini hari, jangan lupa membawa jaket tebal, kupluk, sarung tangan, dan kaos kaki tebal.
Foto Bumi Perkemahan Ranca Upas berikutnya: 4.Perkemahan 5.Area Penangkaran 6.Lapangan Penangkaran 7.Rusa Jawa 8.Tanduk Cantik 9.Mendekat 10.Pak Aep
Desa Alam Endah, Kecamatan Ciwidey, Bandung Selatan (lihat Peta)
Telp. 022-7278341
Tiket masuk Rp.10.000 (hari kerja dan akhir pekan sama) | Wisman Rp. 30.000 | Motor Rp. 3.000 | Mobil Rp 5.000 | Bus Rp. 20.000 | Berkemah Rp 10.000 per orang per malam. | Sewa tenda biasa Rp.80.000, tenda besar Rp. 300.000, dibantu dipasang, tidak perlu memasang atau membongkar sendiri.
Tersedia villa dengan 3 kamar tidur, aula, perapian, dapur, 1 kamar mandi air panas, dengan sewa Rp. 800.000 per malam.
Lihat selengkapnya di Daftar Harga Ranca Upas.
Air Panas Cimanggu (1 km) | Air Panas Walini (1,9 m) | Perkebunan Teh Ranca Bali (2 km) | Kawah Putih (6,4 km) | Situ Patengan (6,7 km)
Mobil pribadi dari Jakarta lewat tol Cipularang, keluar pintu tol Kopo, melewati Jl. Terusan Kopo – Soreang, lalu belok ke kanan ke Jl. Raya Soreang, lanjut ke Jl. Raya Soreang – Ciwidey dan terus mengikuti jalan yang mulus dan berkelok naik.
Angkutan Umum
Dari Jakarta bisa naik bus dari Terminal Kampung Rambutan, Cawang (yang langsung masuk tol), Pulau Gadung (bus Patriot), Lebak Bulus, Kalideres, Tangerang, Bogor ke Terminal Leuwipanjang Bandung (ongkos sekitar Rp.50.000).
Dari Terminal Bus Leuwipanjang, naik angkot ELF atau Bus Putra Setia jurusan Bandung — Ciwidey, turun Ciwidey (Rp.6.000).
Dari Ciwidey naik angkot Jurusan Ciwidey – Situ Patengan (Rp.6.000) turun di jalan masuk ke Bumi Perkemahan Ranca Upas.
Pilihan lain ke Bumi Perkemahan Ranca Upas adalah naik travel Jakarta – Bandung dengan tujuan akhir di area yang terdekat dengan Terminal Leuwipanjang. Waktu tempuh bisa lebih cepat, dan harganya tidak jauh beda.
Terkait Bumi Perkemahan Ranca Upas
Tempat Wisata di Bandung, Peta Wisata Bandung, Hotel Murah di Bandung, Hotel di Bandung, Hotel di Ciwidey. Informasi lain tentang Bumi Perkemahan Ranca Upas bisa dibaca di sini.


Patuha Resort




           Patuha Resort adalah sebuah objek Pariwisata yang terletak di blok Cimanggu Bodogol, hutan Rancabali Ciwidey Bandung selatan Jawa Barat Patuha Resort menawarkan konsep tersebut dengan dukungan suasana hutan yang masih terjaga keasliannya. Memang diakui baik akses jalan ( jalan yang sempit dan macet apabila high session ) ,sarana pelengkap dan fasilitas lain belum terlalu lengkap tetapi itu akan diganti dengan keasrian hutan di bandung selatan.
          Akses menuju Tempat Wisata Bandung selatan Apabila anda dari Arah Jakarta Pasti keluar Melalui Tol Padalarang Barat berikut adalah akses menuju Tempat Wisata Bandung Selatan ( Ciwidey ) ;
1. Cari arah menuju Tol Cileunyi : Exit Tol Kopo ( Belok kanan ) Biasanya terhambat kemacetan karena banyaknya Mall dan Sekolah2 di sepanjang jalur kopo )- Soreang ( panduannya adalah Kantor Pemkab Bandung belok kanan arah RSUD Soreang ) - Ciwidey ( Terminal Ciwidey dan Berakhir di Kawah Putih ) - Patuha Resort.. Total jarak Sekitar 40 km ( 1 - 2 jam memakai kendaraan Mobil Pribadi )
2. Cari Arah Menuju Tol Pasteur : Exit Tol Baros Cimahi - Margaasih - Nanjung - Cipatik ( Belok Kiri ) - Stadion Jalak Harupat - Soreang - Ciwidey ( Terminal Ciwidey dan kawah Putih ) - Patuha Resort ..
          Objek pertama di Ciwidey GAMBUNG ( Merupakan Perkebunan tertua di Jawa Barat dengan suasana perkebunan Teh yang masih alami menjadikan Lokasi ini sangat terasa berbeda dengan perkebunan ditempat lain baik di puncak atau Lembang ) . Selepas Gambung anda akan dihadapkan jalan berkelok dan naik setelah melewati dulu pasar dan terminal Ciwidey tapi jangan khawatir disepanjang jalan anda akan disuguhi pemandangan alam yang luar biasa seperti Strawbery petik sendiri dan makanan dan minuman khas Ciwideyn ( seperti bandrek , bajigur dan makanan khas parahyangan )
           Dan anda akan sampai KAWAH PUTIH sedangkan Patuha Resort Berada di seberang Gerbang Kawah Putih. Perjalanan berikutnya sampai di gerbang Kawah Putih Gunung Patuha yang kawahnya sendiri masih sekitar 5km lagi melalui jalan sempit beraspal naik turun dan lebih banyak naiknya. Kiri kanan jalanan tersebut dipenuhi dengan tumbuhan hutan tropis, tinggi dan rapat-rapat. Saat melewati jalan tersebut kabut sedang turun dan bau belerang mulai tercium.
          Gunung Patuha konon berasal dari nama Pak Tua –masyarakat lebih sering menyebutnya dengan Gunung Sepuh– memiliki ketinggian 2.434m dpl, dengan kisaran suhu 8-22°C. Di puncak Gunung Patuha itulah terdapat Kawah Saat –saat adalah surut dalam Bahasa Sunda– yang berada di bagian barat dan di bawahnya Kawah Putih dengan ketinggian 2.194m dpl. Kedua kawah itu terbentuk akibat letusan yang terjadi pada abad X dan XII silam.

UNTUK RESERVASI TEMPAT WISATA SEKITAR PATUHA RESORT SEPERTI KAWAH PUTIH ,SITU PATENGAN DAN RANCAUPAS BISA BOOKED DENGAN CATATAN MINIMUM 30 ORANG ..

TICKET MASUK MASING - MASING LOKASI WISATA :

1. KAWAH PUTIH : Rp 25.000/ORG ( INCLUDE ANGKUTAN <>PP )
2. SITU PATENGAN : Rp 15.000 / ORG
3. RANCAUPAS : Rp 10.000/ ORG
4.MT HIGHLAND RESORT ( KAWASAN PEMANDIAN AIR PANAS ) : Rp 10.000/ ORG

Type Villa di Patuha Resort
1.Type kelana Rimba jumlah 6 kamar

- Fasilitas : 2 bed kecil , 1 Kamar mandi , Water Heater , Tv , Teko Pemanas.
- Kapasitas : 2 Orang
- Jmlah Kamar : 6 Kamar
- Harga : W/day ; Rp 550.000 W/end ; Rp 650.000

2.Type Pinus Room jumlah 6 kamar

- Fasilitas : 1 Bed Besar , 1 Kamar Mandi , Water heater , Tv
- Kapasitas : 2 Orang
- Jmlah Kamar : 6 Kamar
- Harga : W / day : Rp 550.000 W/end ; Rp 650.000

3.Type Puspa Room jumlah 6 kamar

- Fasilitas : 2 Bed Kecil , 1 Kamar Mandi , Water heater , Tv
- Kapasitas : 2 Orang
- Jmlah Kamar : 6 Orang
- Harga : W/day Rp 470.000 , W/ end Rp 550.000

4. Type Rasamala jumlah 2 kamar

- Fasilitas : 10 Bunked
- Kapasitas : 10 Orang
- Jmlah Kamar : 10 Kamar
- Harga : W/day Rp 650.000 W/end Rp 700.000

5. Meranty Villa jumlah 1 Villa

- Fasilitas : 1 bed besar , 1 bed kecil , dapur , kamar mandi , 2 kamar tidur , ruang tamu , ruang keluarga
- Kapasitas : 4 Orang
- Harga : W/day Rp 1.100.000 W/end Rp 1.150.000

6. Jati Villa jumlah 1 villa

- Fasilitas : 1 bed besar , sofa bed ,Tv, Kamar Mandi lt 1 , Water Heater , 1 set kursi betawi , bale bale
- Kapasitas : 2 Orang
- Harga : W/day Rp 700.000 W/end Rp 800.000

7.Baros Room jumlah 2 Aula ( Tempat pertemuan )

- Fasilitas : 55 kursi + Sound sistem Standar
- Kapasitas : 55 orang
- Harga : W/day Rp 1.000.000 W/end Rp 1.250.000

KETERANGAN

- Extra bed Rp 50.000/bed
- Kelebihan orang dari kapasitas Villa atau Room kena charge Rp 30.000/orang
- Harga termasuk Breakfast Untuk 2 Orang Kecuali type RASAMALA
- Harga Sudah termasuk pajak 10%
- Harga tidak berlaku untuk hari libur panjang nasional dan tahun baru.

Photo Patuha Resort






Curug Panjang

Sesuai namanya, bentuknya bukanlah vertikal seperti air terjun umumnya, tapi membentuk slope sepanjang +/- 20 meter dengan debit air yang cukup deras. Curug ini berasal dari sungai Cirangrang.  Dan dari sungai inilah terbentuk 4 air terjun, mulai dari paling atas yaitu: Curug Blao, Curug Panjang, Curug Bunder dan Curug Barong.

Curug Panjang ini terletak di lereng Gunung Paseban dalam kawasan wisata seluas 30 hektar dengan ketinggian sekitar 1000 m dpl. 
Lokasi

Terletak di Desa Citamiang – Paseban, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS: 6° 38' 46.54" S  106° 56' 42.02" E

Aksesbilitas

Berjarak sekitar 8 km dihitung dari jalan masuk di pertigaan Megamendung (sebelah Mesjid Jami Nurul Huda) dari arah jalan raya Bogor Puncak. Dari pertigaan tersebut belok kiri  melewati Unilever Learning Center, Mega Training Center, Pusdik Reskrim Polri.  Lalu dari Reskrim ambil jalur kanan, ada beberapa ruas jalan yang rusak akibat longsor, selanjutnya akan melewati hutan pinus. Penunjuk arah kurang jelas, namun ikuti saja tanda panah di jalanan aspal atau tanya kanan-kiri.

Selain itu dapat juga dicapai dari arah Cilember (lokasi dari arah timur), tapi harus rela lewat jalan tanah yang kelihatannya cukup lebar, cuma kurang jelas konturnya.

Selanjutnya untuk mencapai lokasi dasar curug ada dua jalan (rute), untuk rute pertama dengan berjalan kaki menyusuri sebagian sungai sejauh 300-400 meter (dikenal dengan jalur bawah).  Sedangkan untuk rute kedua juga dengan berjalan kaki akan tetapi melewati punggungan di sebelah barat sungai kemudian memutar melalui jembatan yang melintang di atas Curug Panjang lalu menyebrang ke punggungan sebelah timur sungai, melalui camping ground dan turun kearah Curug (dikenal dengan jalur atas).  Untuk rute kedua ini membutuhkan waktu lebih lama karena lebih jauh jarak rutenya.

Tiket dan Parkir

Harga tiket masuk adalah Rp. 5000 /orang dan Rp 5000 lagi kalau menginap/camping di kawasan ini.

Fasilitas dan Akomodasi

Fasilitas yang disediakan di kawasan wisata ini cukup banyak dan lengkap seperti  area camping, outbound/gathering dengan beberapa permainan seperti flyingfox, jungle tracking dan river tracking, bushwalking ke beberapa curug, dan mountainbike.  Ada juga beberapa paket untuk susur sungai dan jelajah hutan seperti paket 4-5 jam, 10 jam atau menginap semalam di tengah hutan dengan harga per paket berkisar  Rp 100.000-Rp 300.000 saja.

Bagi yang ingin mengadakan kegiatan outbound dan berkemah akan tetapi tak punya/membawa camping gear pihak pengelola menyediakan penyewaan berbagai jenis tenda, sleeping bag, dapur dadakan, api unggun, dan sebagainya termasuk alat memasak dan peralatan makan yang memadai.

Selain itu di dekat curug dijumpai beberapa taman seperti taman sakura, taman herbal dan lainnya, juga ada beberapa pohon-pohon yang berasal dari luar negeri.

Melepas Penat dan Lelah di Kolam Air Panas Cimanggu – Ciwidey


  Area wisata lainnya yang ada di Ciwidey adalah Kolam Air Panas Cimanggu yang dimanfaatkan oleh Perum Perhutani sebagai area wisata. Cimanggu yang memiliki luas mencapai 154 ha termasuk dalam wilayah desa Rancabali, kecamatan Ciwidey. Jika anda akan berwisata ke Rancaupas atau Situ Patengan, anda pasti akan melewati kawasan Kolam Air Panas Cimanggu.
          Kolam Air Panas Cimanggu sangat baik untuk dikunjungi jika anda memutuskan untuk melepas penat dan lelah dengan berendam di kolam air panas yang ada. Kolam air panas di Cimanggu dibagi menjadi 2 jenis, yang pertama adalah kolam untuk umum, kolam ini seperti kolam renang pada umumnya, yang membedakan adalah air yang ada di kolam Cimanggu merupakan air panas yang bersumber langsung dari Gunung Patuha. Kolam air panas yang kedua adalah kamar VIP, disini disediakan bathtub mandi untuk berendam, jadi kita bisa menikmati hawa hangat dengan tenang dan sepuasnya tanpa terganggu dengan pengunjung lainnya. Fasilitas pendukung yang tersedia di lokasi wisata Cimanggu ini selain kolam air panas tersedia juga Arena bermain anak-anak, Kolam renang air panas alam, dan arena outbond training. Lokasi ini tidak hanya ramai di siang hari, tetapi pada malam hari-pun lokasi ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Mereka yang datang di malam hari selain ingin menikmati suasana malam hari di Cimanggu, juga biasanya untuk berkemah di bumi perkemahan Rancaupas yang tidak jauh dari lokasi wisata Cimanggu ini. Objek Wisata Kolam pemandian air panas Cimanggu berada di kaki Gunung Patuha Bandung Selatan dengan ketinggian kurang lebih 1.100 m dpl. Kita tidak hanya akan disuguhi dengan suasana pemandian air panas yang alami tapi juga hamparan perkebunan teh yang luas.
          Di kawasan obyek wisata ini para pengunjung dapat berjalan-jalan santai sambil menikmati kesejukan udara dan keindahan alam di sekitar obyek wisata yang mempunyai dataran landai serta kawasan yang sedikit bergelombang. Daerah Ciwidey yang merupakan tempat dimana daerah Air Panas Cimanggu berada. Daerah ini sangat kaya dengan sumber air panas alam dengan kandungan belerang yang dapat dimanfaatkan untuk terapi penyembuhan berbagai penyakit seperti penyakit kulit dan rheumatik.
          Pesona alam yang indah serta suasana lingkungan yang menyenangkan didukung dengan areal pemandian air panas Cimanggu yang cukup bersih dan nyaman ini bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan berwisata bagi anda yang berkunjung ke daerah Kabupaten Bandung khususnya ke daerah Ciwidey-Pangalengan.
Tiket Masuk :
Tiket Masuk Orang : Rp.5.500,- + asuransi
Tiket Kendaraan R-2 : Rp.1.000,-
Tiket Kendaraan R-4 : Rp.3.000,-
Tiket Kendaraan R-6 : Rp.5.000,-
Tiket Kamar Rendam : Rp.5.500,-




Curug Cilember Bogor



Curug Cilember Bogor- Curug adalah istilah dari bahasa sunda yang berarti air terjun. Berbicara mengenai air terjun atau curug, di jawa barat tepatnya di bogor ada sebuah curug yang unik yaitu di curug cilember. Di curug cilembar terdapat 7 air terjun yang bersusun. Dari yang paling bawah adalah curug ke 7 diatasnya lagi ke enam hingga curug ke 1 yang terletak paling atas. Konon Di curug ke 7 airnya bisa menyembuhkan penyakit.



 Keindahan 7 Air Terjun bersusun Di Curug Cilember Bogor

Curug Cilember terletak di desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Bogor. Curug Cilember berada pada ketinggian 800 mdpl dengan luas sekitar 8,9 hektar. Yang menjadi daya tarik obyek wisata curug cilember ini adalah adanya 7 air terjun yang bersusun dan pesona alamnya yang masih asri dan sejuk.
Jalan menuju curug cilember sebenarnya sudah beraspal, namun sobat perlu hati-hati karena jalanya cukup sempit. Untuk masuk ke curug cilember sobat harus membayar tiket masuk sebesar 12 rb ketika akhir pekan. Memasuki air terjun ke 7 sobat bisa mandi dibawah curahan air yang begitu menyegarkan. Dari ketujuh curug yang ada di curug cilember, mungkin curug ke 7 inilah yang paling ramai dikunjungi. Selain akses jalanya yang paling mudah dan keindahan alamnya di curug ke 7 ini terdapat sebuah mitos. Menurut masyarakat setempat curug ini berkhasiat untuk obat awet muda, mempercepat jodoh dan menyembuhkan berbagai penyakit. Kalau dipikir memang tidak masuk akal, tapi itulah cerita yang berkembang di masyarakat sekitar curug cilember bogor.

Keindahan Curug Cilember Bogor

Diatas Curug ke 7 ada curug ke enam, namun sayangya sobat tidak bisa menuju kesana dikarenakan belum adanya akses jalan. Jadi sobat bisa langsung menuju curug ke curug ke 5. Di curug ke 5 ini sobat bisa melihat keindahan curahan air yang mengalir pada bebatuan yang bertingkat. Nah, jika sobat mulai lapar di curug ke 5 ini juga ada warung-warung kecil yang menyediakan makanan ringan. Berikutnya sobat bisa menuju ke curug ke 4 dan ke 3 yang letak keduanya cukup berdekatan. Namun disini sobat dituntut untuk ekstra hati-hati mengingat jalanya yang lebih licin dan terjal. Jika sobat masih penasaran untuk menuju curug ke 2 dan pertama diperlukan waktu yang lebih lama karena jaraknya cukup jauh. selain itu medanya juga lebih sulit dibanding sebelumnya.
Untuk menyusuri ketujuh curug di curug cilember bogor ini, dibutuhkan waktu sekitar 3 jam. Oh iya di curug cilember ini juga terdapat taman dengan berbagai jenis kupu-kupu. Untuk memasuki taman kupu-kupu di curug cilember setiap pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp 5.000,00. Apabila sobat ingin berkemping di curug cilember juga terdapat penyewaan tenda. Selain Curug Cilember, masih ada curug-curug lainya di bogor seperti Curug Luhur atau Curug Bidadari di Sentul Paradise Park.

Cikole Jayagiri Resort


Bumi Perkemahan Cikole. Itu nama lama, sesuai fungsi lamanya yang memang cuma tempat camping. Pada 2010, barulah Perum Perhutani, sebagai pemilik, tergerak untuk menyulap area wisata di simpang tiga menuju Gunung Tangkuban Perahu itu menjadi kawasan wisata terpadu. Namanya pun keren: Cikole Jayagiri Resort. Kalau bahasa pelat merahnya sih tetap sederhana: Wana Wisata Cikole, alias Hutan Wisata Cikole.

Adapun label Jayagiri pada nama Cikole Jayagiri Resort merujuk pada nama hutan Jayagiri, eks Gunung Jayagiri (non-aktif), yang berada di selatan Gunung Tangkuban Perahu, atau berada di seberang jalan. Hutan Jayagiri ini membentang dari kota Kecamatan Lembang hingga ke Gunung Tangkuban Perahu. Dari dulu sudah ada jalur trekking dari Lembang via hutan Jayagiri ke Gunung Tangkuban Perahu. Kalau Anda penggemar grup musik lawas Bimbo, pastilah kenal lagu 'Melati dari Jayagiri'.

Sekarang, selain mempertahankan fungsinya sebagai 'Bumi Perkemahan Cikole', wana wisata seluas 12 hektar itu sudah dipenuh aneka wahana wisata petualangan. Mulai dari sarana outbond, jembatan gantung di puncak pohon, ATV, off road, paint ball, dan lain-lain. Selain itu sekarang juga sudah dihadirkan villa-villa kayu bagi yang tidak suka bermalam di tenda. Balai pertemuan untuk rapat atau perhelatan besar juga sudah tersedia.

Cikole Jayagiri Resort ini berada dibawah pengelolaan PT Perhutani, unit Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Utara. Berapa sih pemasukannya dari bisnis wana wisata ini? Entahlah. Tapi sebagai gambaran, saat liburan lebaran 2012, pemasukan Cikole Jayagiri Resort bisa mencapai Rp 200 juta.

Cibolang Hot Spring



Potensi Kawasan
Sumber air yang ada berupa mata air panas. Pemandangan menuju lokasi sangat indah dan menarik yaitu berupa pemandangan alam perkebunan teh dan pegunungan sedangkan gejala alam di dalam kawasan yang mempunyai karakteristik yang khas adalah air panas dan kawah.
Potensi Wisata
Kegiatan wisata harian yang dapat dilakukan di kawasan ini adalah piknik, mandi air panas, berenang, ngagogo, memancing, tracking ke Kawah Burung dan lain-lain.
Wana Wisata Cibolang atau Cibolang Hot Spring merupakan salah objek wisata di perkebunan teh Malabar Pangalengan. Air panas yang bersumber dari Gunung Windu ini memiliki kadar yodium tinggi sehingga dapat mengobati penyakit rematik. Selain itu, alamnya yang masih perawan merupakan daya tarik yang utama. Kita akan mendapatkan permadani teh yang hijau sekaligus udara yang bersih dan sejuk, juga dapat menikmati Kawah Gunung Windu dengan jarak ± 600 m dari lokasi.
Fasilitas
Fasilitas-fasilitas yang tersedia di sini antara lain Musholla, Kolam Renang Air Panas, Kolam Pancing, Kolam Ngagogo, Kamar Rendam Air Panas, Shelter, Bale Kambang, MCK, Kamar Ganti, Kios Dagang dan Penyewaan Peralatan Renang dan Pancing, dan lain-lain.


Sarana & Fasilitas Cibolang

Kolam Pemandian Air Panas

 Kolam Pemandian Air Panas

Kamar Mandi Rendam

Kawah Burung

Ngagogo

Taman

 Playing Kids

Cariu


CARIU Kota terletak di ujung Bogor Timur. Kota ini masih asri dan cocok untuk liburan bagi Anda yang menyukai keindahan alam suatu daerah. Lingkungan yang masih hijau nan berseri menjadi hal utama dari salah satu kota terpencil ini.

CARIU Kota sering juga disebut Kota Hilang, kata orang dulu nama CARIU merupakan nama sebuah salah satu tumbuhan / pohon yang konon sudah punah di zaman sekarang.

CARIU Kota berada di dekat 4 wilayah perbatasan Kota / Kabupaten.
- 10 KM Selatan berbatasan dengan Cianjur
- 30 KM Barat berbatasan dengan Jakarta
- 10 KM Utara berbatasan dengan Bekasi
- 10 KM Timur berbatasan dengan Karawang

Tempat - Tempat Yang Bisa Dikunjungi :

1. Penangkaran Rusa CARIU - Girijaya
Tempat penangkaran Rusa di Cariu ini tidak banyak diketahui orang. Sepi dan jauh dari keramaian. Padahal, lokasi ini sudah ada sejak tahun 1993 dengan nama Wahana Wisata Penangkaran Rusa (WWPR) milik Dinas Perhutani Bogor. Ditilik dari lokasinya, tempat ini sebetulnya potensial didatangi oleh wisatawan lokal yang ada di Jakarta, Bogor dan Cianjur atau Bandung. Artinya, jika mereka tau disini ada tempat wisata alam yang lumayan bagus, tentunya akan banyak pengunjung yang kemari.





 2. Curug Country CARIU INDAH
Objek wisata yang masih alami, Anda akan disuguhkan suasana alam yang asri dan sejuk. Curug Country adalah air terjun yang sangat indah, air bening dan menyejukan mata. Berjarak ± 3 km dari Jalan Raya Jonggol Cariu.


 Tidak begitu mudah untuk menemukan dimana lokasi Curug Country, karena sedikitnya informasi yang tersedia. Informasi yang tersedia hanyalah bahwa Curug Country berada di Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, ± 3 km dari Jalan Raya Jonggol Cariu, dan dijuluki sebagai miniatur Air Terjun Niagara.

3. Curug Ciomas CARIU - Tonjong
Curug Ciomas Cariu merupakan Wisata Alam Penuh Tantangan.
Wisata sambil petualangan? Curug Ciomas Cariu direkomendasikan sebagai salah satu alternatif. Lokasi wisata yang berada sekitar 7km dari pusat Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor ini memiliki view yang cukup menawan, sekaligus menantang. Jadi tepat sebagai sarana wisata sambil berpetualang.


 Curug Ciomas Cariu sebenarnya hanyalah sebuah bendungan irigasi yang mengatur pembagian air yang mengalir di Kali Ciomas di Desa Cikutamahi, Cariu. Bendungan tersebut digunakan untuk mensuplay kebutuhan pengairan sekitar 410ha areal persawahan. Yakni di Tonjong I dan II serta Cikubang.
Tapi, karena airnya cukup bersih serta arealnya yang relatif luas dan dikelilingi oleh pegunungan yang terjal, menghantarkan Curug Ciomas yang dibangun sekitar tahun 1965 ini menjadi salah satu objek wisata yang banyak digandrungi wisatawan. Khususnya wisatawan lokal yang berusia muda.

4. Curug Jodoh CARIU - Tanjungrasa
Curug Jodoh berlokasi di Desa Tanjungrasa, Tanjungsari - Cariu.
Memiliki keunikan yang tidak ada di objek-objek wisata air dan alam lainnya di wilayah Kabupaten Bogor. Betapa tidak, air Curug Jodoh selama ini diyakini akan mendatangkan jodoh bagi mereka yang memandikannya. Curug Jodoh juga dikenal dengan nama Curug Luhur Indah.


Blanakan


Penangkaran Buaya Blanakan terletak di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang. Di lokasi ini dikembangkan penangkaran buaya jenis muara yang berjumlah kurang lebih 200 ekor terdiri dari buaya jantan dan betina lengkap dengan habitatnya. Di lokasi ini pengunjung pun dapat pula menyaksikan suguhan atraksi buaya-buaya muara dari atas balkon, saat menyantap makanan yang diberikan pengelola.
Obyek wisata dengan lahan seluas 1,5 ha, dari luas total 8 ha wilayah hutan Tegaltangkil ini dikelola oleh PT Perhutani, selain disuguhi atraksi buaya-buaya muara para wisatawan yang datang ke lokasi ini dapat menikmati sajian kuliner berupa makanan laut khas Blanakan yaitu ikan bakar Etong, Cumi dan Kepiting, yang disajikan di warung-warung yang tertata rapih di bawah kerindangan pohon-pohon, selain itu pula para wisatawan juga dapat menyusuri pesisir laut Blanakan sampai dengan Patimban dengan menggunakan jasa penyewaan kapal boat yang tersedia disana, atau bagi pengunjung yang ingin melakukan aktivitas lain seperti berkemah, jalan-jalan di hutan mangrove, dan menyaksikan beberapa satwa khas rawa pun bisa.

Pilihan lainnya adalah trekking. Jika waktunya tepat, pengunjung dapat menyaksikan beberapa satwa liar lain seperti berang-berang, ular sawah, kucing hutan, dan burung kuntul. Atau bagi para pengunjung yang memiliki hobi mancing, juga dapat menyalurkan kesenangannya di Sungai Blanakan.

Faslitas dan Tarif
Terminal perahu, areal parkir, arena bermain anak, warung-warung makanan.
Tarif masuk Rp 4000/0rang

Aksesibilitas
Lokasi obyek wisata ini terletak di wilayah Kab. Subang bagian utara, tepatnya di jalur Pantura. Oleh karenanya jalan menuju lokasi ini beraspal, sehingga pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi roda 2 atau roda 4, ataupun menggunakan kendaraan umum. Adapun waktu tempuh dari kota Subang sekitar 60 menit, dari Bandung sekitar 2,5 jam dan dari Jakarta via Pantura sekitar 3 jam.